Dewasa ini dunia seolah telah menjadi perpaduan antar
ideologi yang mencoba untuk tetap eksis meski dengan mengalahkan atau
menyudutkan ideologi yang lain. Tak kerkecuali tetantng perempuan dimana para
perempuan ini selalu mejadi nomer 2 bahkan tidak dianggap. Seperti faham
Sterotype yang menjadikan wanita sebagai peran ke-dua, mendiskriminasikan
perempuan dan beranggapan perempuan tidak mampu untuk melakukan sesuatu
sehingga terbentuklah konsep bahwa
perempuan itu lemah dan tidak bisa apa-apa. Lalu faham Patriarki yang memiliki
pemikiran seakan dunia ini hanya milik laki-laki saja tanpa terkecuali.
Konsepan ini tidak lah sesuai dan tidak memanusiakan manusia, karena secara
tidak langsung kita akan kembali ketatanan dunia pra islam yang menjadikan
perempuan adalah aib yang memalukan.
Dalam faham kesetaraan gendre yang coba digunakan untuk
mengangkat drajat wanita kinipun mulai dipertanyakan? Pengerak-penggeraknya
seakan menjadi momok yang berbahaya bagi laki-laki karena perempuan akan berani
melawan perintah laki-laki yang sudah ada dan menjadi budaya dalam masyarakat.
Namun yang coba kami tegaskan adalah bahwa kesetraan gendre bukan berniat
mengangkat wanita menjadi lebih tinggi dari laki-laki. namun kami hanya memantu
para wanita agar mendapatkan kesetaraan akan hak-haknya.
Islam adalah agama yang Rahmatal lil Alamain berpegang
dengan alqur’an dan Hadist adalah the key
to be real muslim. Bagaimana agama telah memuat konsepan kehidupan dalam
masyarakt yang ideal. Jika memang ada ayat-ayat alqur’an yang akan berbeda
dengan tujuannya yaitu memuliakan ciptaanNya. Maka pemahaman kita terhadap
ayat-ayat al qur’an perlu dikaji kembali.
Dalan Al qur’an tak jarang kita merujuk ayat yang
manyatakan bahwa “laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan” jika kita mengkaji
lebh dalam makna pemimpin yang bertugas memimpin perempuan maka akan lebih adil
jika kita berkaca pola-pola kepemimpinan yang tidak dapat kita ragukan lagi
teladannya yaitu Muhammad saw, sosok pemimpin yang bukan hanya pemimpin negara
islam saja melainkan juga pemimpin dalam
keluarganya. Sifat kepemimpinan yang seakan kini mulai terlupakan oleh
laki-laki zaman sekarang. Pola kepemimpinan Muhammad dalam keluarga, Ia sangat
memuliakan istri-istrinya, ia sosok laki-laki yang memuliakan perempuan. Bukan
laki-laki yang menggunakan kekuasaan sebagai pemimpin yang berat tangan dan
keras kepala dalam menjalankan tindakan. Tidak pernah ada sekat antara muhammad
dengan Aisyah, Ia pun menyiapkan makanan, menjahit bajunya sendiri dan banyak
hal. Ini memperlihatkan bagaimana laki-laki memulyakan perempuan.
Kepemimpinan yang seperti apa? Dan bagaimana? Yang telah
diterapkan oleh laki-laki zaman sekarang yang justru membuat ayat-ayat Allah
serasa tak berkasih kepada perempuan. Jika Laki-laki memahami betul al qur’an
dan khadist serta menjadikan Muhammad sebagai teladannya maka hak-hak laki-laki
dan perempuan akan terasa sama dan berjalan harmonis. Tidak akan ada lagi sekat pembeda pekerjaan
ini laki-laki dan itu perempuan.
Dari
pemaparan diatas terlihat bagaimana Al qur’an dan khadist telah mengkosep
kegidupan yang sangat ideal untuk mecapai keadilan dan kebahagiaan dunia maupun
akhirat.