Label

Selasa, 26 April 2016

SAATNYA BERKACA BAGI LAKI-LAKI

    Dewasa ini dunia seolah telah menjadi perpaduan antar ideologi yang mencoba untuk tetap eksis meski dengan mengalahkan atau menyudutkan ideologi yang lain. Tak kerkecuali tetantng perempuan dimana para perempuan ini selalu mejadi nomer 2 bahkan tidak dianggap. Seperti faham Sterotype yang menjadikan wanita sebagai peran ke-dua, mendiskriminasikan perempuan dan beranggapan perempuan tidak mampu untuk melakukan sesuatu sehingga  terbentuklah konsep bahwa perempuan itu lemah dan tidak bisa apa-apa. Lalu faham Patriarki yang memiliki pemikiran seakan dunia ini hanya milik laki-laki saja tanpa terkecuali. Konsepan ini tidak lah sesuai dan tidak memanusiakan manusia, karena secara tidak langsung kita akan kembali ketatanan dunia pra islam yang menjadikan perempuan adalah aib yang memalukan.
Dalam faham kesetaraan gendre yang coba digunakan untuk mengangkat drajat wanita kinipun mulai dipertanyakan? Pengerak-penggeraknya seakan menjadi momok yang berbahaya bagi laki-laki karena perempuan akan berani melawan perintah laki-laki yang sudah ada dan menjadi budaya dalam masyarakat. Namun yang coba kami tegaskan adalah bahwa kesetraan gendre bukan berniat mengangkat wanita menjadi lebih tinggi dari laki-laki. namun kami hanya memantu para wanita agar mendapatkan kesetaraan akan hak-haknya.
       Islam adalah agama yang Rahmatal lil Alamain berpegang dengan alqur’an dan Hadist adalah the key to be real muslim. Bagaimana agama telah memuat konsepan kehidupan dalam masyarakt yang ideal. Jika memang ada ayat-ayat alqur’an yang akan berbeda dengan tujuannya yaitu memuliakan ciptaanNya. Maka pemahaman kita terhadap ayat-ayat al qur’an perlu dikaji kembali.
        Dalan Al qur’an tak jarang kita merujuk ayat yang manyatakan bahwa “laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan” jika kita mengkaji lebh dalam makna pemimpin yang bertugas memimpin perempuan maka akan lebih adil jika kita berkaca pola-pola kepemimpinan yang tidak dapat kita ragukan lagi teladannya yaitu Muhammad saw, sosok pemimpin yang bukan hanya pemimpin negara islam  saja melainkan juga pemimpin dalam keluarganya. Sifat kepemimpinan yang seakan kini mulai terlupakan oleh laki-laki zaman sekarang. Pola kepemimpinan Muhammad dalam keluarga, Ia sangat memuliakan istri-istrinya, ia sosok laki-laki yang memuliakan perempuan. Bukan laki-laki yang menggunakan kekuasaan sebagai pemimpin yang berat tangan dan keras kepala dalam menjalankan tindakan. Tidak pernah ada sekat antara muhammad dengan Aisyah, Ia pun menyiapkan makanan, menjahit bajunya sendiri dan banyak hal. Ini memperlihatkan bagaimana laki-laki memulyakan perempuan.
Kepemimpinan yang seperti apa? Dan bagaimana? Yang telah diterapkan oleh laki-laki zaman sekarang yang justru membuat ayat-ayat Allah serasa tak berkasih kepada perempuan. Jika Laki-laki memahami betul al qur’an dan khadist serta menjadikan Muhammad sebagai teladannya maka hak-hak laki-laki dan perempuan akan terasa sama dan berjalan harmonis.  Tidak akan ada lagi sekat pembeda pekerjaan ini laki-laki dan itu perempuan.
           Dari pemaparan diatas terlihat bagaimana Al qur’an dan khadist telah mengkosep kegidupan yang sangat ideal untuk mecapai keadilan dan kebahagiaan dunia maupun akhirat. 




0 komentar:

Posting Komentar